Sabtu, 03 November 2012

Rabu Kelas 9C


 Jam pertama belum dimulai semua murid kelas 9C terlihat sudah ada didalam kelas. Bukan untuk menggosip ataupun menyanyi bersama. Tapi kali ini terlihat semua sedang belajar atau mengerjakan PR PKn yang sedari kemarin belum sempat dikerjakan. Karena guru PKn yang ganas dan disiplin, serta galak bagaikan Srigala lapar, yang selalu mengeluarkan murid  yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan, setelah dikeluarkan maka murid itu akan dibawa keruang BP yang selalu terlihat suram. Jika masalah kecil dibawa keruang BP maka masalah itu akan menjadi amat besar. Guru BP akan masuk kelas dan berdakwah selama ber jam-jam. Hingga banyak murid yang bosan hingga tertidur, dan dakwah itu tidak akan berjalan selama sehari tapi berhari-hingga semua murid mengerti. Karena itu murid kelas 9C tidak mau membuat masalah dengan BP apalagi dengan Bu Yul (Guru PKn yang ganas). Itu juga alasan kenapa mereka giat mengerjakan PR.

“Kriingggg, kriiiiinggggg, kringggg” bel berbunyi berkali-kali, menandakan jam pertama yang akan dimulai.
“Yeeeesss, akhirnya selesai juga” kata Via, cewek bawel yang selalu heboh, dan suka mencari perhatian dikelas pada guru atau murid lainnya.
“Trus gw mesti bilang WOW gitu?” sahut Hadi yang ada digerombolan Bamz. Hadi adalah salah satu cowok yang selalu mengomentari setiap perkataan, situasi, perbuatan atau kejadian yang dialami guru maupun temannya sendiri. Kadang penjelasan guru didepan kelaspun dikomentari dengan kata-kata yang kurang enak didengar.
“Harus bangeeeeet” jawab Via dengan logat kemenangannya

Semetara itu pojok kanan depan terlihat 4 anak yang asyik mengobrol karena sudah selesai dahulu mengerjakan PR-nya.
Dayat, Ithul, Anna dan Arif yang terlihat kompak berbincang dan bersenda gurau itu. Terkadang mereka cuek saja dengan pertempuran atau perang mulut antar kubu Bamz, kubu Tya, kubu Ozhan, kubu Wahyu, kubu Indra, kubu Ean, kubu Vino atau kubu-kubu buatan yang lainnya. Sedangkan mereka sendiri jarang suka mengikuti peperangan mulut itu. Karena mereka tak suka membuat kelas 9C semakin terpecah belah.

“Selamat pagi anak-anak” terdengar suara perempuan dengan wibawa yang tinggi.
“Selamat pagi bu” balas anak anak seluruhnya dengan diikuti suasana diam diakhirnya.
Ditandai dengan suasana diam dan duduk yang baik adalah suatu tanda anak2 9C sudah merasa takut dan deg-degan. Apalagi Hadi yang sedari tadi belum selesai mengerjakan PR-nya.
“Sekarang kumpulkan semua tugas yang saya berikan minggu lalu. Silahkan cepat!!!!!” suara perempuan setengah baya yang membuat anak-semakin takut
“Ayo cepat!!!!!” teriakan kedua terdengar setelah anak-anak tidak merespon.
Segera semua anak bergegas berlari kedepan meja guru dan mengumpulkannnya secara rapi. Setelah semua terkumpul. Bu Yul mulai menerangkan pelajaran PKn tentang Otonomi.
“Siapa tahu apa hakekat dari Otonomi?” tanya Bu Yul
Diam kembali menyeruak..
“Kenapa tidak ada yang menjawab?” tanya Bu Yul kembali
Suasana masih dingin. Akhirnya dengan terjadinya dinginnya suasana. Bu Yul menerangkan apa itu Otonomi panjang dan lebar (sama dengan Luas). Walaupun semua murid terlihat serius dengan ocehan Bu Yul, tapi yang mendengarkan serius hanya beberapa anak saja. Semua ada yang melamun, bosan, mengantuk (padahal masih pagi), ada juga yang terlihat memejamkan mata tanpa bersandar.
Akhir jam PKn akan segera berakhir dan akan digantikan pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran yang juga dianggap membosankan oleh beberapa siswa dikelas. Akhirnya pelajaran Bahasa Indonesia dimulai dengan dibimbing oleh Bu Wan. Guru yang berasal dari keturunan Cina. Jam pelajaran Bahasa Indonesia dimulai dan diakhiri dengan banyak siswa yang tertidur. Hingga akhirnya bel berbunyi.
“Kriingggg, kriiiiinggggg, kringggg” bel berbunyi berkali-kali, menandakan jam pelajaran Bahasa Indonesia telah habis dan berganti dengan pelajaran IPS
“Yeeeees, akhirnya IPS kembali lagi” kembali lagi Via berteriak saat Bu Wan sudah pergi keluar pintu.
Dan akhirnya perang mulutpun terjadi lagi antar kubu Via dan kubu Hadi. Sampai datanglah Pak Ris, guru IPS yang super tampan, gagah, wibawa, bijaksana, sangat muda, keren, humoris, alim dan pastinya pintar. Banyak anak perempuan yang mengidolakan Pak Ris.
“Selamat siang anak-anak yang sejahtera dan sentosa” sapa suara laki-laki berumur 21 tahun yang terlihat berwibawa dengan kesabaran yang memuncak.
“Seeeeeeeeeeeeeellaaaaaaaaaaamaaaaaaaaaat siiiiiiiiiiiiaaaaaaaaaaaaang paaaaaaaaaak” jawab anak-anak dengan nada dipanjang-panjangkan, agar Pak Ris terlihat senang.
“Hari ini kita akan mempelajarai tentang apa itu Perubahan Sosial Budaya. Sebelum saya menjelaskan, saya punya pertanyaan untuk kalian. Yang bisa menjawab silahkan mengacungkan tangan.” Terang Pak Ris.
“Jika kalian dalam keadaan telanjang dan belum merasakan makan sama sekali dan perut kalian terasa lapar yang teramat sangat, dan melihat seseorang membawa satu stel pakaian dan sepiring nasi. Apakah yang kalian akan perbuat dahulu? Makan dahulu atau memakai pakaian dahulu?.
“Makan dulu Pak” jawab Ozhan
“Pakaian dulu Pak” teriak Via
“Kedua-duanya Pak” jawab Hadi
“Tidak keduanya Pak” jawab Indra

“Saya mau tahu dulu” kata Ana. “Apakah orang itu perempuan atau laki-laki?” lanjut Ana. “Karena jika orang itu perempuan maka saya masih bisa menjaga diri dan saya. Tapi jika laki-laki, saya harus lari karena malu yang amat sangat” terang Ana.
“Saya juga mau tahu dulu Pak, Apakah orang itu membawa pakaian dan makanan itu untuk saya atau untuk yang lain. Karena jika bukan untuk saya. Saya juga akan malu Pak” terang Dayat yang sedari tadi diam memikirkan jawaban
“Saya makan dulu Pak, karena setelah saya makan saya bisa menambah tenaga untuk menggunakan pakaian pemberian orang itu” jawab Ithul
“Saya mau berpakaian dahulu Pak, karena saya harus menjaga harga diri saya sebagai manusia terhormat” jawab Vino.
“Saya tidak mau keduanya Pak, karena saya harus bisa bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain” jawab Rama yang selalu bersikap egois.

Begitu banyak jawaban hingga membuat Arif bingung memikirkan jawabannya. Hingga akhirnya Ia mendapat ide untuk menjawab
“Ada pendapat lain?” tanya Pak Ris
“Saya Pak” sahut Arif
“Sebelum saya jawab, saya ingin bertanya pada bapak. Apakah pertanyaan bapak sudah pernah dilakukan penyelidikan secara eksperimentil? Yang saya maksudkan apakah para ilmuwan, sejarahwan, teknologi atau para sarjana diseluruh dunia sudah melakukan percobaan-percobaan macam itu pada berbagai bangsa didunia? Kalau sudah bagaimana ekspresi seorang Bapak Presiden Indonesia yang disuruh telanjang dan tidak disuruh makan berhari-hari?” tanya Arif
Sebelum pertanyaan itu dijawab oleh Pak Ris yang masih memikirkan jawaban dari pertanyaan Arif. Arif kembali mempertanyakan lagi.
“Kalau sudah pernah diadakan percobaan  bagaimana hasilnya? Kalau belum sebaiknya diadakan percobaan dahulu sebelum Bapak mempertanyakan apa yang belum diketahui hasilnya. Bukan main duga menduga atau raba meraba kejadian yang belum pernah terjadi.
Bamz si Ketua Kelas yang pendiam ikut menyokong jawaban dan pertanyaan Arif “Benar itu Pak! Main duga menduga atau main percaya percayaan itu, sebaiknya kita lakukan di masjid atau gereja saja. Bukan dikelas atau ditempat umum. Disini kita harus bekerja secara ilmuwan, secara spesifik. Kita harus tahu bukannya harus tebak menebak atau percaya pada hal yang belum pasti ada”

Akhirnya dengan langkah terakhir Bapak Ris menyerah dengan serangan beruntun dari pasangan Duo Maut Ahli Hukum itu.
“Baiklah Bapak menyerah dari pertanyaan yang Bapak ajukan sendiri, karena memang Bapak bukan ahli Hukum. Dan Bapak akan mendoakan kalian berdua akan menjadi Ahli Hukum, terutama kamu Arif”
“Amiiiiiiiiiiiin” seruan serempak dari satu kelas yang mendukung doa Pak Ris
“Tapi Pak, ada pertanyaan yang harus saya tanyakan lagi. Apakah Bapak masih bisa menjawab?”
“Insya Allah saya akan bisa menjawab” kata Pak Ris lagi
“Kalau jawaban Bapak tentang pertanyaan lagi?” tanya Arif

“Sebenarnya tadi bapak akan menjawab Makan dulu karena ada pepatah yang mengatakan Orang yang tidak makan dianggap tidak berpakaian, dan yang tidak berkerja maka akan tidak makan.” Jawab Pak Ris
“O begitu.. Baiklah saya puas,Pak” balas Arif

“Baiklah anak-anak, karena Bapak sudah kalah dengan pertanyaan Bapak sendiri. Kalian akan saya beri diskon yaitu hari ini tanpa saya beri PR.

“Yeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeessssssssss!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” serentak semua anak menjerit bahagia.

Siang itu diakhiri oleh pelajaran IPS yang bersuasana SERU karena perdebatan antara Murid dan Guru. Itulah beberapa suasan` kelas 9C yang terkenal KOMPAK, SERU, MENEGANGKAN, NAKAL, dan benar-benar membuat para guru menggelengkan kepala saat memasuki ruangan kelas 9C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar