Jam
pertama belum dimulai semua murid kelas 9C terlihat sudah ada didalam kelas.
Bukan untuk menggosip ataupun menyanyi bersama. Tapi kali ini terlihat semua
sedang belajar atau mengerjakan PR PKn yang sedari kemarin belum sempat dikerjakan.
Karena guru PKn yang ganas dan disiplin, serta galak bagaikan Srigala lapar,
yang selalu mengeluarkan murid yang
tidak mengerjakan tugas yang diberikan, setelah dikeluarkan maka murid itu akan
dibawa keruang BP yang selalu terlihat suram. Jika masalah kecil dibawa keruang
BP maka masalah itu akan menjadi amat besar. Guru BP akan masuk kelas dan
berdakwah selama ber jam-jam. Hingga banyak murid yang bosan hingga tertidur,
dan dakwah itu tidak akan berjalan selama sehari tapi berhari-hingga semua
murid mengerti. Karena itu murid kelas 9C tidak mau membuat masalah dengan BP
apalagi dengan Bu Yul (Guru PKn yang ganas). Itu juga alasan kenapa mereka giat
mengerjakan PR.
“Kriingggg,
kriiiiinggggg, kringggg” bel berbunyi berkali-kali, menandakan jam pertama yang
akan dimulai.
“Yeeeesss,
akhirnya selesai juga” kata Via, cewek bawel yang selalu heboh, dan suka
mencari perhatian dikelas pada guru atau murid lainnya.
“Trus
gw mesti bilang WOW gitu?” sahut Hadi yang ada digerombolan Bamz. Hadi adalah
salah satu cowok yang selalu mengomentari setiap perkataan, situasi, perbuatan
atau kejadian yang dialami guru maupun temannya sendiri. Kadang penjelasan guru
didepan kelaspun dikomentari dengan kata-kata yang kurang enak didengar.
“Harus
bangeeeeet” jawab Via dengan logat kemenangannya
Semetara
itu pojok kanan depan terlihat 4 anak yang asyik mengobrol karena sudah selesai
dahulu mengerjakan PR-nya.
Dayat,
Ithul, Anna dan Arif yang terlihat kompak berbincang dan bersenda gurau itu.
Terkadang mereka cuek saja dengan pertempuran atau perang mulut antar kubu
Bamz, kubu Tya, kubu Ozhan, kubu Wahyu, kubu Indra, kubu Ean, kubu Vino atau
kubu-kubu buatan yang lainnya. Sedangkan mereka sendiri jarang suka mengikuti
peperangan mulut itu. Karena mereka tak suka membuat kelas 9C semakin terpecah
belah.
“Selamat
pagi anak-anak” terdengar suara perempuan dengan wibawa yang tinggi.
“Selamat
pagi bu” balas anak anak seluruhnya dengan diikuti suasana diam diakhirnya.
Ditandai
dengan suasana diam dan duduk yang baik adalah suatu tanda anak2 9C sudah
merasa takut dan deg-degan. Apalagi Hadi yang sedari tadi belum selesai
mengerjakan PR-nya.
“Sekarang
kumpulkan semua tugas yang saya berikan minggu lalu. Silahkan cepat!!!!!” suara
perempuan setengah baya yang membuat anak-semakin takut
“Ayo
cepat!!!!!” teriakan kedua terdengar setelah anak-anak tidak merespon.
Segera
semua anak bergegas berlari kedepan meja guru dan mengumpulkannnya secara rapi.
Setelah semua terkumpul. Bu Yul mulai menerangkan pelajaran PKn tentang
Otonomi.
“Siapa
tahu apa hakekat dari Otonomi?” tanya Bu Yul
Diam
kembali menyeruak..
“Kenapa
tidak ada yang menjawab?” tanya Bu Yul kembali
Suasana
masih dingin. Akhirnya dengan terjadinya dinginnya suasana. Bu Yul menerangkan
apa itu Otonomi panjang dan lebar (sama dengan Luas). Walaupun semua murid
terlihat serius dengan ocehan Bu Yul, tapi yang mendengarkan serius hanya
beberapa anak saja. Semua ada yang melamun, bosan, mengantuk (padahal masih
pagi), ada juga yang terlihat memejamkan mata tanpa bersandar.
Akhir
jam PKn akan segera berakhir dan akan digantikan pelajaran Bahasa Indonesia.
Pelajaran yang juga dianggap membosankan oleh beberapa siswa dikelas. Akhirnya
pelajaran Bahasa Indonesia dimulai dengan dibimbing oleh Bu Wan. Guru yang
berasal dari keturunan Cina. Jam pelajaran Bahasa Indonesia dimulai dan
diakhiri dengan banyak siswa yang tertidur. Hingga akhirnya bel berbunyi.
“Kriingggg,
kriiiiinggggg, kringggg” bel berbunyi berkali-kali, menandakan jam pelajaran Bahasa Indonesia telah habis dan berganti dengan pelajaran IPS
“Yeeeees,
akhirnya IPS kembali lagi” kembali lagi Via berteriak saat Bu Wan sudah pergi
keluar pintu.
Dan
akhirnya perang mulutpun terjadi lagi antar kubu Via dan kubu Hadi. Sampai
datanglah Pak Ris, guru IPS yang super tampan, gagah, wibawa, bijaksana, sangat
muda, keren, humoris, alim dan pastinya pintar. Banyak anak perempuan yang
mengidolakan Pak Ris.
“Selamat
siang anak-anak yang sejahtera dan sentosa” sapa suara laki-laki berumur 21
tahun yang terlihat berwibawa dengan kesabaran yang memuncak.
“Seeeeeeeeeeeeeellaaaaaaaaaaamaaaaaaaaaat
siiiiiiiiiiiiaaaaaaaaaaaaang paaaaaaaaaak” jawab anak-anak dengan nada
dipanjang-panjangkan, agar Pak Ris terlihat senang.
“Hari
ini kita akan mempelajarai tentang apa itu Perubahan Sosial Budaya. Sebelum
saya menjelaskan, saya punya pertanyaan untuk kalian. Yang bisa menjawab
silahkan mengacungkan tangan.” Terang Pak Ris.
“Jika
kalian dalam keadaan telanjang dan belum merasakan makan sama sekali dan perut kalian terasa lapar yang teramat sangat,
dan melihat seseorang membawa satu stel pakaian dan sepiring nasi. Apakah yang
kalian akan perbuat dahulu? Makan dahulu
atau memakai pakaian dahulu?.”
“Makan
dulu Pak” jawab Ozhan
“Pakaian
dulu Pak” teriak Via
“Kedua-duanya
Pak” jawab Hadi
“Tidak
keduanya Pak” jawab Indra
“Saya
mau tahu dulu” kata Ana. “Apakah orang itu perempuan atau laki-laki?” lanjut
Ana. “Karena jika orang itu perempuan maka saya masih bisa menjaga diri dan
saya. Tapi jika laki-laki, saya harus lari karena malu yang amat sangat” terang
Ana.
“Saya
juga mau tahu dulu Pak, Apakah orang itu membawa pakaian dan makanan itu untuk
saya atau untuk yang lain. Karena jika bukan untuk saya. Saya juga akan malu
Pak” terang Dayat yang sedari tadi diam memikirkan jawaban
“Saya
makan dulu Pak, karena setelah saya makan saya bisa menambah tenaga untuk
menggunakan pakaian pemberian orang itu” jawab Ithul
“Saya
mau berpakaian dahulu Pak, karena saya harus menjaga harga diri saya sebagai
manusia terhormat” jawab Vino.
“Saya
tidak mau keduanya Pak, karena saya harus bisa bekerja sendiri tanpa bantuan
orang lain” jawab Rama yang selalu bersikap egois.
Begitu
banyak jawaban hingga membuat Arif bingung memikirkan jawabannya. Hingga
akhirnya Ia mendapat ide untuk menjawab
“Ada
pendapat lain?” tanya Pak Ris
“Saya
Pak” sahut Arif
“Sebelum
saya jawab, saya ingin bertanya pada bapak. Apakah pertanyaan bapak sudah
pernah dilakukan penyelidikan secara eksperimentil? Yang saya maksudkan apakah
para ilmuwan, sejarahwan, teknologi atau para sarjana diseluruh dunia sudah
melakukan percobaan-percobaan macam itu pada berbagai bangsa didunia? Kalau
sudah bagaimana ekspresi seorang Bapak Presiden Indonesia yang disuruh telanjang dan
tidak disuruh makan berhari-hari?” tanya Arif
Sebelum
pertanyaan itu dijawab oleh Pak Ris yang masih memikirkan jawaban dari
pertanyaan Arif. Arif kembali mempertanyakan lagi.
“Kalau
sudah pernah diadakan percobaan
bagaimana hasilnya? Kalau belum sebaiknya diadakan percobaan dahulu
sebelum Bapak mempertanyakan apa yang belum diketahui hasilnya. Bukan main duga
menduga atau raba meraba kejadian yang belum pernah terjadi.
Bamz
si Ketua Kelas yang pendiam ikut menyokong jawaban dan pertanyaan Arif “Benar
itu Pak! Main duga menduga atau main percaya percayaan itu, sebaiknya kita
lakukan di masjid atau gereja saja. Bukan dikelas atau ditempat umum. Disini
kita harus bekerja secara ilmuwan, secara spesifik. Kita harus tahu bukannya
harus tebak menebak atau percaya pada hal yang belum pasti ada”
Akhirnya
dengan langkah terakhir Bapak Ris menyerah dengan serangan beruntun dari pasangan
Duo Maut Ahli Hukum itu.
“Baiklah
Bapak menyerah dari pertanyaan yang Bapak ajukan sendiri, karena memang Bapak
bukan ahli Hukum. Dan Bapak akan mendoakan kalian berdua akan menjadi Ahli
Hukum, terutama kamu Arif”
“Amiiiiiiiiiiiin”
seruan serempak dari satu kelas yang mendukung doa Pak Ris
“Tapi
Pak, ada pertanyaan yang harus saya tanyakan lagi. Apakah Bapak masih bisa
menjawab?”
“Insya
Allah saya akan bisa menjawab” kata Pak Ris lagi
“Kalau
jawaban Bapak tentang pertanyaan lagi?” tanya Arif
“Sebenarnya
tadi bapak akan menjawab Makan dulu karena ada pepatah yang mengatakan Orang yang tidak makan dianggap tidak
berpakaian, dan yang tidak berkerja maka akan tidak makan.” Jawab Pak Ris
“O
begitu.. Baiklah saya puas,Pak” balas Arif
“Baiklah
anak-anak, karena Bapak sudah kalah dengan pertanyaan Bapak sendiri. Kalian
akan saya beri diskon yaitu hari ini tanpa saya beri PR.
“Yeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeessssssssss!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
serentak semua anak menjerit bahagia.
Siang
itu diakhiri oleh pelajaran IPS yang bersuasana SERU karena perdebatan antara
Murid dan Guru. Itulah beberapa suasan` kelas 9C yang terkenal KOMPAK, SERU, MENEGANGKAN, NAKAL,
dan benar-benar membuat para guru menggelengkan
kepala saat memasuki ruangan kelas 9C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar